WE ARE
Our Mission
Pendiri
CAN Borneo
Pada
2010 Paulinus Kristianto berkerja dengan organisasi Sintang Orangutan Centre
(SOC) untuk merawat orangutan yang beada di pusat rehabilitasi. Kemudian pada
awal tahun 2011 membantu Jakarta Animal Aid Network (JAAN) untuk menjalankan pusat rehabilitasi elang di
kepulauan seribu dan akhirnya pada tahun 2011 akhir bergabung dengan Centre for
Orangutan Protection (COP) hingga awal maret 2019 untuk memerangi kejahatan
terhadap orangutan dan habitatnya serta menyelamatkan bayi-bayi orangutan yang
terdampak dari deforestasi yang terjadi di Kalimantan. Pada April 2019 Paulinus
memutuskan untuk membangun CAN Borneo
dengan tujuan utama menyelamatkan hutan untuk manusia dan satwa liar
In
2010 Paulinus Kristianto worked with the Sintang Orangutan Center (SOC)
organization to treat orangutans in rehabilitation centers. Then in early 2011
helped the Jakarta Animal Aid Network (JAAN) to run an eagle rehabilitation
center on a thousand islands and finally in end of 2011 joined the Center for
Orangutan Protection (COP) until the beginning of March 2019 to against
orangutans crimes and protecting their habitat that affected by deforestatio.
On April 2019 Paulinus with Adam, Susilawati and Krisna decided to fund CAN Borneo, with the main goal of
saving forests for humans and wildlife.
Donor
dan Pendukung
CAN
Borneo sangat selektif dalam menerima dana bantuan, hal ini karena CAN Borneo
tidak dapat menerima bantuan dana dari pihak yang memiliki kepentingan atau
berhubungan dengan deforestasi maupun kejahatan terhadap satwa. Hal ini
dilakukan untuk menjaga indenpendensi CAN Borneo dari upaya-upaya melemahkan
pergerakan dalam upaya menyelamatkan hutan dan satwa liar Indonesia. Dalam perjalanannya
CAN Borneo diharapkan dapat memiliki pendanaan sendiri dari unit usaha yang
dibangun agar dapat terwujudnya prinsif keberlanjutan dalam menjalankan
organisasi, salah satunya unit usaha yang dibentuk adalah agroforestry dan
ekowisata yang telah berkerja sama dengan masyarakat.
CAN
Borneo is very selective in receiving aid funds, this is because CAN Borneo
cannot receive financial assistance from parties who have an interest or are
associated with deforestation or animal crime. This is done to safeguard the
independence of CAN Borneo from efforts to weaken the movement in an effort to
save Indonesia's forests and wildlife. In its journey CAN Borneo is expected to
have its own funding from a business unit that was built so that the
realization of sustainability can be carried out in running the organization,
one of which is a business unit that is agroforestry and ecotourism that has
worked with the community.